Minggu, 09 Februari 2020

Aku Bukan Penulis

Foto bersama balai bahasa sumsel
Foto Bersama Kepala Balai Bahasa Sumsel
Literasi adalah kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Literasi sekarang menjadi istilah yang sangat populer di berbagai kalangan. Karena pemerintahpun menggalakkan literasi dan memasukkan istilah tersebut dalam pembelajaran di sekolah. Hal tersebut bukan sesuatu yang berlebihan, karena hasil PISA 2018 yang dirilis beberapa waktu yang lalu menunjukkan kemampuan membaca siswa tanah air hanya meraih skor 371. Jauh di bawah rata-rata yakni 487. Apa yang menjadi penyebabnya? Apakah kemampuan literasi siswa rendah merupakan dampak masih rendahnya literasi orang tua dan guru tanah air? Tentu kita tidak perlu berandai-andai dengan hal tersebut. Yang perlu kita lakukan hanyalah menjadi pegiat literasi. Agar nantinya literasi menjadi budaya di lingkungan kita. 

Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah menulis. Tentu ada yang pesimis dengan hal tersebut. Aku tidak memiliki bakat dalam menulis atau aku tidak  memiliki kemampuan menulis, pernyataan-pernyataan itu, akan kita dengar ketika kita mengajak seseorang untuk menulis. Pernyataan tersebut tidak salah bila kita bicara dalam konteks yang tidak sesuai dengan lingkungan orang tersebut. Misalnya seorang nelayan, diminta untuk menulis tentang pendidikan, tentu akan sulit baginya. Beda halnya bila kita minta nelayan tersebut untuk menulis caranya menangkap ikan. Begitupun sebaliknya seorang pendidik akan mengalami kesulitan ketika diminta untuk menulis cara menangkap ikan di laut.

Menulis akan menjadi mudah ketika kita mulai dengan mudah dan dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Jangan mempersulit diri menuliskan hal yang bukan bidang kita. Kecuali bila kita tidak ingin tulisan kita selesai.

Ayo mulai menulis, menulis adalah upaya memperoleh keabadian. Raga seseorang akan lebur dimakan tanah, namun karyanya akan tetap abadi sepanjang masa. Ahli sejarah akan merekontruksi peradaban masa lalu, salah satunya dengan tulisan. Teruslah menulis karena tulisan sederhana yang kita hasilkan sekarang, mungkin akan menjadi salah satu sumber sejarah di masa yang akan datang. 

Menulis akan mudah jika kita awali dengan mudah, menulis akan sulit jika kita menjadi orang lain dalam menulis. Kita akan sulit menulis jika kita ingin menjadikan diri kita Tere Liye. Tidak usah menjadi Tere Liye untuk menghasilkan karya tulis, jadilah dirimu sendiri, mulailah dari yang mudah, mulailah dari yang biasa kita lakukan. Mengidolakan seseorang tentu tidak salah, tapi tidak untuk menjadikan diri kita orang tersebut, karena setiap orang punya ke khasan masing-masing.

Balai bahasa sumatera selatan

Pertemuan dengan Kepala dan teman-teman dari Balai Bahasa Sumatera Selatan telah membuka mata dan pikiran saya, bahwa menulis itu mudah. Tidak usah mempersulit diri untuk menghasilkan karya yang bagus seperti karya penulis-penulis terkenal. Tulislah apa yang bisa kita tulis. Jadikan kita nyaman dalam menulis, jangan jadikan menulis beban berat yang sulit untuk kita pikul. Ikhlaslah dalam menulis karena hanya dengan keikhlasan karya-karya besar tercipta, jangan takut salah dalam menulis karena kita bukan penulis terkenal yang rentan akan kritikan. Oleh karena itu, mulailah menulis sesuatu yang mudah yang biasa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari misalnya, menulis puisi. Tapi saya hanya ibu rumah tangga yang tidak pandai berpuisi, kalau begitu mulailah menulis resep masakan yang biasa kita masak setiap hari. Ada banyak hal yang bisa kita tulis setiap hari, tapi terkadang sudut pandang kita dalam memahami makna menulis terlalu sempit.

Setelah kita mulai menulis, ajaklah juga orang lain untuk menulis. Bentuklah komunitas menulis, agar ada yang menyemangatimu ketika lelah atau ada yang menginspirasimu ketika kamu kehabisan ide. Membentuk komunitas menulis dapat menjaga konsistensi kita dalam menulis. Ajaklah mereka bersama-sama menerbitkan karya, agar ada penyemangat untuk karya selanjutnya. Sesuatu yang dikerjakan bersama-sama akan terasa lebih mudah. Teruslah semangat untuk menulis,
  1. Mulai dari yang mudah,
  2. Mulai dari hal sehari-hari,
  3. Jadilah diri sendiri,
  4. Jangan takut kritik,
  5. Jangan malu untuk menulis,
  6. Bentuklah komunitas.

Terima kasih.
Literasi membangun negeri
Catatan kecil pertemuan penulis dengan Balai Bahasa Sumsel, 5 s.d. 8 Februari 2020

0 komentar:

Posting Komentar