Sabtu, 28 Desember 2019

Kanvas Strategi Merdeka Belajar

By Bukik Setiawan & Elisabet Indah Susanti


Kanvas Strategi Merdeka Belajar
Upaya merancang strategi pengajaran seringkali disimplifikasi sekedar mengisi format siilabus atau RPP. Guru tidak dibekali cara berpikir desain yang menjadi dasar dalam mendesain strategi pengajaran apa pun. Padahal tugas membuat rancangan belajar adalah salah satu tugas yang paling menantang bagi guru. Terkesan abstrak, kompleks karena hubungan satu sama lain, dan tidak mudah diprediksi. Dengan tuntutan yang tinggi dan waktu terbatas, guru seringkali menduplikasi desain strategi pengajaran dari orang lain.

Padahal strategi pengajaran adalah perangkat utama bagi profesi guru. Kemampuan mendesain strategi pengajaran pada guru setara dengan kemampuan membuat resep atau intervensi pada dokter. Tanggung jawab profesi guru bermula dan terutama pada strategi pengajaran yang digunakan.

Dalam kesempatan ini, Kampus Guru Cikal memperkenalkan sebuah alat bantu sederhana yang disebut sebagai Kanvas Strategi Pengajaran Merdeka Belajar. 
Kanvas ini bukan format silabus atau RPP yang baku, tapi alat bantu berpikir, alat untuk memvisualisasikan proses berpikir sehingga lebih mudah dimodifikasi, diperbaiki dan dikembangkan.

Dengan kanvas ini, guru bisa melihat gambaran besar rancangan proses belajar, termasuk melihat keterkaitan antar elemen. Kemudahan visual ini akan membangun kesadaran pada guru bahwa perubahan pada 1 elemen akan mempengaruhi elemen yang lain.

Tujuan Penggunaan
Kanvas Strategi Merdeka Belajar adalah alat bantu berpikir untuk menyusun:
  1. Silabus, rangkaian tahapan pengajaran dalam 1 triwulan/semester
  2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), satu atau lebih pertemuan
Untuk desain kurikulum, butuh kanvas yang lebih kompleks lagi.

Kunci Merdeka Belajar
Desain strategi pengajaran bermula dari kemerdekaan belajar pada guru menjadi kemerdekaan belajar pada murid. Pada sisi guru, merdeka belajar adalah kunci awal untuk menggunakan kanvas ini, karena tanpa kemerdekaan belajar hanya akan melahirkan duplikasi desain tanpa memahami konteksnya. Pada sisi murid, strategi pengajaran merdeka belajar membuat murid gemar belajar meski proses pengajaran telah selesai.
Kemerdekaan belajar yang dibutuhkan murid dalam mengatasi tantangan belajar di dunia nyata.

Prinsip Desain Strategi Merdeka Belajar
  1. Berpusat pada murid. Murid yang akan mengalami proses belajar sehingga desain belajar apapun harus dipastikan kesesuaiannya dengan profil murid. Pemahaman terhadap murid bisa dilakukan melalui berbagai cara: data sekunder sekolah, laporan belajar semester sebelumnya, asesmen di awal semester dan observasi pada minggu awal proses belajar.
  2. Proses bersifat iterasi. Proses mendesain proses belajar bukan proses yang langsung jadi, tapi bersifat iterasi. Dikaji dan diperbaiki berulang-ulang sampai menemukan desain belajar yang komprehensif. Elemen awal bisa jadi direvisi kembali setelah bagian akhir diselesaikan. Setelah selesai proses desain, isi kanvas dituangkan dalam format silabus atau RPP sesuai tujuan awal dalam mendesain. Anda bisa membuat sendiri atau memodifikasi format silabus atau RPP yang tersedia.
  3. Cita, Cara dan Cakupan Belajar. Kurikulum maupun desain belajar terdiri dari 3 komponen yaitu cita, cara dan cakupan. Cita atau kurikulum yang dinilai adalah tujuan belajar yang mau dicapai beserta bukti dan cara asesmennya. Cara atau kurikulum yang dialami murid adalah rangkaian strategi dan kegiatan belajar yang dilakukan guru. Cakupan atau kurikulum yang tertulis adalah konten/isi yang dipelajari murid sebagai konteks menguasai cita. Pemahaman terhadap 3 komponen ini akan membantu guru dalam merefleksikan suatu desain belajar.
Elemen Kanvas Strategi Merdeka Belajar
Kanvas strategi merdeka belajar terdiri dari 5 elemen yaitu:

Profil Murid: Bagaimana gambaran karakteristik murid di kelas yang menjadi dasar untuk menyesuaikan atau menyusun elemen yang lain?

Tujuan Pengajaran: Apa capaian belajar yang akan dicapai dalam satu atau sejumlah pertemuan? Tujuan pengajaran biasanya diterjemahkan dari kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Dalam praktik, guru perlu melakukan upaya melibatkan murid untuk mengubah tujuan pengajaran menjadi tujuan belajar.

Bukti dan Asesmen:
Bukti: Apa produk atau hasil usaha murid yang membuktikan penguasaan suatu kompetensi?

Asesmen: Apa serangkaian penilaian untuk memahami upaya dan hasil belajar murid dalam menguasai suatu kompetensi?

Strategi Pengajaran: Bagaimana serangkaian tahapan dan aktivitas belajar baik yang dilakukan mandiri oleh murid maupun yang dipandu oleh guru? Strategi ini mengantarkan murid dari kondisi awal yang digambarkan pada elemen Profil Murid menuju penguasaan

Tujuan Belajar.
Cakupan: Apa saja konten atau isi dari satu atau lebih pelajaran yang digunakan guru untuk membantu murid menguasai Tujuan Belajar? Penting juga menuliskan sumber dari konten belajar tersebut.

Tahapan
Tahap Pembuatan Kanvas
Profil Murid
  1. Petakan setidaknya 3 faktor: minat, cara belajar, pekerjaan orangtua
  2. Petakan 3 faktor dari seluruh murid. identifikasi poin yang dominan pada 3 faktor tersebut. Misal: Pekerjaan orangtua: mayoritas petani, sebagian pegawai & pengrajin
  3. Tuliskan 3 poin dominan untuk setiap 3 faktor di Kanvas Strategi Merdeka Belajar
  4. Bila telah mahir, Anda bisa menambahkan jumlah faktor yang dipetakan

Tujuan Pengajaran
  1. Identifikasi kompetensi yang akan dipelajari, boleh lebih dari 1 kompetensi yang memungkinkan untuk dicapai dalam proses belajar yang sama.
  2. Pastikan menggunakan format kompetensi: kata kerja + topik/bidang + kriteria. Apabila belum, Anda bisa melakukan revisi agar sesuai dengan format tersebut.
  3. Lengkapi dengan pertanyaan kunci untuk melakukan eksplorasi pemahaman utuh terhadap tujuan pengajaran

Bukti dan Asesmen
  1. Tuliskan produk atau hasil belajar murid yang bisa menggambarkan keberhasilan murid dalam menguasai suatu kompetensi. Format: kata benda + kriteria
  2. Tuliskan cara dan pihak yang melakukan penilaian terhadap produk atau hasil belajar. Sebuah produk bisa dinilai dengan beragam cara dan beragam pihak.

Strategi Pengajaran:
  1. Gunakan cara berpikir mundur (backward thinking), rumuskan rangkaian kegiatan mulai kegiatan sebelum hasil akhir (tujuan, bukti & asesmen) hingga kegiatan awal pengajaran.
  2. Setelah menyusun strategi, periksa kembali dengan menjawab pertanyaan yang mengacu pada 5M Cara Mengajar Cikal:
  • Memberdayakan Konteks. Bagaimana produk/hasil belajar murid relevan dengan kehidupan sehari-hari?
  • Memilih Tantangan. Bagaimana murid mendapat pilihan tantangan belajar yang sesuai minat dan kemampuannya?
  • Membangun Keberlanjutan. Bagaimana dan pada saat apa umpan balik diberikan pada murid ketika mengerjakan produk/hasil belajar?
  • demahami Konsep. Bagaimana murid mengidentifikasi dan mempelajari konsep kunci?
  • Memanusiakan Hubungan. Bagaimana murid merasa dipahami di awal dan sepanjang proses belajar?

Cakupan
  1. ada elemen sebelumnya, topik dan konten pelajaran mungkin sudah terbayang tapi penting mengenali dan menuliskannya pada bagian ini. Tuliskan topik, konsep dan sumber belajar yang relevan
  2. Pastikan sumber belajarnya beragam: teks, video, jurnal, modul, narasumber atau observasi.

Tahap Kajian Kanvas
  1. Pastikan semua elemen kanvas telah diisi. Bila merasa ragu, tetap diisi. Karena hanya dengan diisi maka kanvas bisa dikaji
  2. Perhatikan dan pelajari keterkaitan setiap elemen kanvas. Apakah setiap elemen relevan dengan elemen yang lain? Bila ada yang terasa janggal, tandai. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang perlu diperbaiki atau diubah? Lakukan revisi
  3. Cari umpan balik dari rekan guru yang lain. Tiga kategori guru yang relevan dimintai umpan balik: guru bidang studi, guru pada kelas yang sama, guru jenjang sebelum atau setelahnya. Terima dan simak semua umpan balik. Gunakan umpan balik untuk melakukan revisi
  4. Pada kelas besar (kelas 4 ke atas), bisa juga minta umpan balik dari murid
Tahap Penggunaan Kanvas
  1. Kembali pada tujuan awal pembuatan kanvas, penyusunan silabus atau RPP. Penyusunan silabus disarankan secara kolektif. Setelah silabus selesai, guru menyusun RPP.
  2. Untuk penyusunan RPP, hasil kanvas dipindahkan ke format RPP yang digunakan berdasarkan keputusan guru dan sekolah. Tidak ada masalah dengan keragaman format RPP. Sebagian guru merasa cukup dengan RPP yang sederhana, sebagian yang lain butuh RPP yang detail termasuk skrip yang akan disampaikan di kelas.
  3. Dokumen RPP adalah dokumen hidup, dokumen yang terus menerus dikembangkans sepanjangproses pengajaran. Apabila dinamika kelas mengarah pada arah yang berbeda dengan yang ditetapkan pada RPP, jangan ragu melakukan perubahan RPP. Perubahan RPP tetap bisa menggunakan kanvas strategi merdeka belajar.
Lampiran dan Sumber Belajar:
Kunjungi Kampus Guru Cikal klik : disini
Gabung anggota KGB klik : daftar anggota

0 komentar:

Posting Komentar